Langsung ke konten utama

HIJRAH TAK PERNAH MUDAH

Setiap proses untuk kebaikan selalu diwarnai cobaan. Hal itu pasti, termasuk berhijrah. Seperti saja proses hijrahku yang memakan waktu cukup lama, dan setelah aku pelajari...sepertinya proses hijrahku menjadi setiap hari. Yaaa... cobaan silih berganti, seperti aku mulai membatasi interaksiku dengan lawan jenis, hingga dijutekin sahabat laki-laki, yang akhirnya sekarang dia mengerti. Semua butuh waktu dan penjelasan, tentunya tanpa mengurangi persahabatan kita, kita tetep smsan, kumpul, tapi masih dalam hal yang wajar. Tidak salaman,tidak nyandar sana sini, tidak bercanda berlebihan. berat, iya berat memang.
cobaan lagi datang dari orang tua, yang dulunya kita nggak berhijab jadi berhijab, dari yang berhijab biasa aja sampe hijab lebar, yaaah orang tua memang selalu khawatir tentang banyak hal. suatu hari ada ibu-ibu tetangga yang curhat "mbak, kok anak saya sekarang jilbabnya jadi selutut yaa? saya takut lama-lama dia pakai cadar dan ikut aliran sesat". Aku hanya tersenyum da bilang, "insyaAllah enggak buk, dia tetap dalam jalan yang benar, didoakan saja semoga dijaga selalu oleh Allah". Dulu..yaa dulu sekali, orang tuaku juga pernah bilang "mbak, jangan sampai bercadar loh yaa", lucu memang mendengarkan mereka yang melarang banyak hal, tapi itulah orang tua. Mereka menakutkan hal-hal yang menurut mereka buruk, padahal berjilbab besar untuk menutupi aurat adalah kebaikan, memakai cadar untuk menjaga dari fitnah juga kebaikan. Kita sebagai anak harus mengerti perasaan mereka, menjelaskan dengan sederhana mengapa kita menggunakan jilbab lebar, dan alasan-alasan lain yang bisa membuat mereka yakin bahwa kita selalu dalam kebaiakan.
suatu hari juga orang tua pernah bilang, "udah mbak nggak usah ngaji-ngaji itu lagi", dan aku sudah mulai merasa keknya orang tua curiga kalo ngaji isinya aneh-aneh. Akhirnya aku cerita waktu ngaji isinya apa aja, ngapain aja, bahkan abis pulang ngaji cerita, isi materi, siapa yang ngisi, dan banyak hal. Semakin kesini mereka semakin mengerti, dan alhamdulillah tetap support sampai sekarang. yaaa...komunikasi itu penting.
Masih banyak lagi cobaan lain tentunya, tapi satu hal yang harus kamu punya, teman seperjuangan. Teman yang selalu ada buat ngingetin dalam kebaikan dan temen yang bisa nguatin kamu setiap ada cobaan. Karna manusia sungguh rapuh, maka carilah penguat, agar kau tak merasa berjalan sendiri.
Selamat berhijrah, selamat menjemput hidayah😇😊😍

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Madrasah Kehidupan

Setelah aku dinyatakan lulus di jenjang univ, aku emang banyak nganggurnya. Secara jarak ujian sama yudisium fakultas ada 4bulanan, bosen. Mau lamar kerja nggak ada SKL (Surat Keterangan Lulus) boro-boro ijazah. alhasil nglangut dan nunggu SKL turun, sebenernya nggak nglangut banget sih, mengingat aku juga ngurusin usaha kecil-kecilan aku sama temen, Rhein. nglangut bener-bener nggak enak gaes, seriuuusss. ngrasa kayak diri ini tak berguna nan tak berdaya haha, alhasil setelah SKL turun, eyke langsung cepet2 lamar kerja. Waktu itu cari perusahaan yang buka lowongan, niatnya sih mau sekalian belajar usaha, soalnya pengen banget 5taon lagi punya usaha sendiri yang udah besar dan maju, aamiin. nggak ada motivasi buat jadi guru, tapi tiba-tiba ada tawaran buat jadi guru MI. Udah nglamar di perusahaan tapi nggak kunjung ada panggilan, akhirnya aku coba-coba aja lamar di MI dan langsung ketrima. mikirnya buat sampingan aja sih, ntar klo ada tawaran yang lebih menggiurkan bisa pindah hehehe.

Bekerja dengan hati

Hello world!!! Lama tak bersua 😎😎 Yeah, setelah kesibukanku bekerja di salah satu perusahaan nasional selama 6bulan kemaren, akhirnya aku bisa nulis lagi. Kerja cuman 6bulan? Ya begitulah aku. Aku diterima di salah satu perusahaan dengan jalur MDP (Management Development Program), dimana kita ditraining selama 6bulan, dan setelahnya kita bakal jadi supervisor. Menarik bukan? Gaji? Mayaaan 5-6jt. Menggiurkan emang, secara fresh graduate dapet posisi dan gaji yg lumayan juga. Tapi kenapa aku memilih mundur? Aku nggak kuat kwkwkkw selemah itu ya aku?😅 Well, 6bulan disana aku banyak mikir tentang hidup gaes. Udah berasa orang tua nggak sih? Hahaha Yaaa gegara waktu kerjanya yang menurutku terlalu over. Waktu pertama sih bilangnya kita kerja 08.30 - 17.30, sesuai sama UU ketenagakerjaan 8jam. Namun pada kenyataannyaaaa kita dituntut lebih gaes, itu pun tanpa uang lembur. Sebenernya aku udah mulai curiga dari pemateri yg masuk kelas dan beberapa bilang "kalian jangan itung2an